Minggu, 08 Juli 2012

Nicholas Darvas


Berikut adalah ringkasan strategi tradingnya:
Hipotesis:
Apabila terjadi perubahan fundamental yang positif terhadap suatu saham, maka hal tersebut akan segera tercermin pada kenaikan harga sahamnya.
TRADING RULES:
Entry Strategy:
Pembelian awal:
1.       Cari saham yang break new high dengan volume yang besar.
2.      Pembelian dilakukan ketika suatu saham membuat new high tanpa harus menunggu harga penutupan.
3.      Stop loss diletakkan 2 fraksi harga di bawah previous high yang berhasil ditembus.
4.      Ceiling (bagian atas dari box) dikatakan telah terbentuk apabila harga tertinggi yang baru tidak tertembus dalam 3 hari berturut-turut.
5.      Setelah ceiling terbentuk, maka kita dapat menentukan floor (bagian bawah dari box) dari box yang baru dengan cara yang sama (namun berkebalikan) dengan cara kita menentukan ceiling.
Riding the stock
1.       Ketika harga menembus ceiling dan membuat box yang baru (dengan harga lebih tinggi tentunya), biarkan stop loss yang lama sampai dengan ceiling dan floor dari box yang baru terbentuk.
2.      Pada saat ceiling dari box yang lama tertembus, lakukan lagi pembelian
3.      Ketika ceiling dan floor dari box yang baru telah terbentuk, ubah stop loss menjadi 1 fraksi harga di bawah floor dari box yang baru.
Exit Strategy:
Exit dari market dilakukan ketika stop loss dari poin 3 pada bagian ’pembelian awal’ dan poin 2 pada bagian ’riding the stock’ tersentuh.
Cara mencari saham yang potensial (bisa dilakukan dengan membaca bagian keuangan di surat kabar):
1.       Perhatikan arah pasar
2.      Perhatikan 2-3 saham di dalam industri untuk mengamati bagaimana industri-industri tersebut berperilaku sehubungan dengan arah pergerakan pasar.
3.      Perubahan harga saham-saham yang kita miliki atau yang kita minati.
4.      Melihat sekilas keseluruhan saham untuk mendeteksi apakah ada saham yang harga dan volumenya beperilaku tidak seperti biasanya. Cara lainnya adalah dengan memperhatikan bagian ’most active stock’ atau ’top gainer’.
Secara intuitif, apabila kita mengikuti aturan-aturan yang diterapkan oleh Darvas ini, kita akan selalu berusaha mengikuti suatu saham selama harga saham tersebut kecenderungannya naik.
Mengapa Darvas memilih mulai melakukan pembelian saat harga menembus historical high? Pada kondisi normal, kenaikan harga saham akan tertahan oleh dua pihak, yaitu:
1.       Profit taker. Orang-orang yang menjual sahamnya karena telah mendapatkan keuntungan.
2.      Trader nyangkut. Mereka membeli saham di harga yang tinggi dan tidak mau melepas sahamnya ketika bergerak turun. Ketika harga kembali naik, maka orang-orang yang telah menanti sekian lama ini memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjual sahamnya.
Ketika kita membeli saat harga saham menembus historical high, satu-satunya lawan kita adalah profit taker. Tidak ada trader nyangkut yang berusaha menjual sahamnya. Oleh karena itulah saham yang mencetak new high relatif lebih mudah untuk melanjutkan kenaikannya.
Disiplin dalam mematuhi stop loss yang telah kita tetapkan. Ketika mengikuti metode Darvas, kita menjadi highlander yang menghadapi risiko tinggi. Stop loss yang ketat akan membantu kita ketika saham yang kita miliki jatuh harganya. Penerapan metode ini akan membuat kita mengalami kerugian kecil-kecil karena saham yang kita beli gagal take-off. Kerugian tersebut akan terbayar ketika saham yang kita beli terus naik. Darvas sendiri dengan sangat pede memanfaatkan fasilitas margin secara penuh ketika dia yakin bahwa dia membuat keputusan yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar